Sabtu, 31 Mei 2014

Air adalah sumber kehidupan, dimana ada air disana bisa dipastikan dapat ditemukan mahluk hidup yang dalam hal ini adalah lautan yang begitu luas ini. ada yang bilang bahwa kehidupan pertama datangnya dari air dengan itu berbagai hal tentangnya sangat indah menakjubkan dan membuat kita terkagum-kagum. Bagi para pemburu foto bawah laut mereka tidak akan segan-segan untuk menyelami laut terdalam untuk berbagi keindahan kepada kita semua seperti yang tertuang pada foto-foto pemandangan bawah air berikut ini.

Octopus, Italia

by : Pasquale Vassallo
Melihat gurita mungkin jarang bagi kamu tapi yang ini benar-benar keren sekali, lihatlah bagaimana gunung Vesuvius berdiri tegap sebagai latar belakangnya.

Orange Scalefin Anthias, Kepulauan Fiji
Beautiful Pink Corals
by : Bill Lamp’l
Orange Scalefin Anthias adalah coral berwarna pink dimana ia biasanya mengikuti inang coral lain yang lunak.

Translucent Goby Fish, Mesir

by : Tobias Friedrich
Mereka adalah ikan yang hidup di perairan Mesir dengan ukuran dewasa yang tidak lebih besar dari 2 sentimeter.

Bayi Ikan Paus, Dominika

by : Douglas A. Kahle
Saat menyelam di dekat pulau Dominika di Karibia, fotografer Douglas Kahle berhasil menangkap momen ketika bayi paus ini sedang mengikuti sang induk.

Hiu Paus, Djibouti
Whale Shark
by: Thomas P. Peschak
Setiap musim dingin hiu paus muda datang berkumpul di perairan lepas pantai Djibouti. Ketika sudah dewasa mereka adalah salah satu ikan terbesar di planet ini yang dapat mencapai bobot seekor gajah dewasa.

Singa Laut, British Columbia

by: Thomas P. Peschak
Sejak tahun 70an mahluk laut ini akhirnya dilindungi dan kini di British Columbia saja jumlah mereka telah berada pada jumlah aman yaitu 3 kali lipatnya.

Taman Sculpture Bawah Air, Grenada
Underwater Sculpture Park, Grenada
by: Jason deCaires Taylor
Taman ini dibangun oleh pemerintah setempat untuk tujuan pariwisata di perairan Taman Nasional Grenada.

Green Anemone, Vancouver Island

by: Jens Troeger
Lepas pantai Pulau Vancouver di British Columbia, adalah rumah bagi berbagai mahluk paling mengagumkan, salah satu spesies diantaranya adalah green anenome ini.

Elephant, Andaman

by: Cesare Naldi
Seorang pawang gajah berdiri di gading sang gajah ketika ia mengajak gajahnya itu untuk ke tepian pantai Radha Nagar untuk bermain.

Green Sea Turtle, Hawaii

by : Lorenzo Menendez
Sebuah penyu hijau Hawaii berenang tepat di bawah gelombang di lepas pantai Hawai

Manatee, Florida

by: Brian Skerry
Manatee berenang di air tawar Crystal River, Florida. Mereka mampu hidup di air tawar maupun asin, Mereka adalah mahluk yang terancam punah dan terus terancam oleh sejumlah faktor termasuk kapal, racun, dan hilangnya habitat.

Yellownose Gobies, Dutch Caribbean

by: Todd Mintz
Lucunya ikan Yellownose Gobies ini, satunya yang diatas menghadap terbalik sedangkan yang bawah mengintip keluar dari koral rumah mereka.

Bushman, Botswana

by: David Doubilet
Seorang nelayan berdiri menghalangi sinar matahari sementara fotografer mengambil gambar dari dalam air, Sungai ini ketika dimusim hujan saat debit air sungai sedang tinggi, ribuan orang dari penjuru Botswana datang untuk mencari ikan.

Parrotfish, Great Barrier Reef, Australia

by: David Doubilet
Foto close up ikan parrot ini diambil diperairan Australia, dimana senyuman lebar diperlihatkan oleh sang ikan. Namun jangan salah gigi-gigi tersebut digunakan untuk mengikis koral keras sebagai makanan mereka.

Jawfish, Florida

by: Steven Kovacs
Seekor Jawfish dekat Riviera Beach di Florida bangga menampilkan telur di dalam mulutnya, itu adalah telur-telurnya sendiri dimana ikan ini menggunakan metode tersebut untuk mengerami sampai tiba saatnya bagi mereka untuk menetas

http://sosialpower.blogspot.com/2014/02/25-foto-foto-pemandangan-bawah-laut.html

Misool, Kerajaan Terumbu Karang di Raja Ampat

Lebih dari 70 persen jenis terumbu karang penghuni perairan Raja Ampat, Papua Barat, tersebar di Misool.

misool,papua barat,raja ampatDi sela kegiatan penyelaman, peristirahatan yang berada tepat di atas laut menjadi pilihan favorit pelancong mancanegara di Misool, Papua Barat. (Titania Febrianti/NGI).
“Pagii kakaaak!” “Haiiiii!” “Haloooo!” Itulah sapaan anak-anak di Pulau Yapale, yang selalu diiringi tawa lebar setiap saya menyusuri pantai melintasi Kampung Harapan Jaya. Inilah salah satu dari ratusan pulau kecil yang tersebar di sekitar Pulau Misool, Kawasan Raja Ampat, Papua Barat.
Pulau Yapale terletak di arah Barat Daya Kota Sorong, sekitar tiga jam perjalanan dengan kapal cepat. Pulau Misool yang terletak di arah utara Pulau Yapale sendiri bertetangga dengan pulau besar lain di sekitarnya, yaitu Salawati, Batanta, juga Kepulauan Kofiau.
Penduduk Misool yang terdiri dari sekitar 5.000 jiwa menyebut Pulau Misool dengan nama Batanme. Di pulau ini dan sekitarnya, terdapat 13 kampung termasuk Harapan Jaya, yang tergabung dalam tiga distrik setingkat kecamatan yaitu Distrik Misool Timur, Misool Selatan, serta Misool Barat.
Misool adalah kawasan yang unik. Sebelum menjejakkan kaki di kawasan ini, saya berharap akan bertemu dengan masyarakat Papua asli. Namun saya keliru. Letak geografis Misool yang berbatasan dengan Laut Seram membuat kawasan ini dipenuhi oleh ragam budaya. Karena selain dari Papua sendiri, penduduk berasal dari Maluku juga Sulawesi.
Salah satu pondokan yang tersedia di Pulau Yapale adalah Harfat Jaya, milik Harun, salah seorang penduduk. Biaya pengingapan berkisar Rp350 ribu per malam termasuk tiga kali makan. Di kawasan Misool, turis mancanegara banyak pula yang menghabiskan waktu di sebuah penginapan yang dikelola oleh Andrew Miners, seorang berkebangsaan Inggris.
Raja Ampat yang terkenal dengan kemolekan keanekaragaman hayatinya ini tentu saja jadi incaran pra pelancong dari berbagai belahan dunia. Saat saya baru mendarat di Bandara Eduard Domine Osok, pengemudi memberitahu saya bahwa ini adalah peak seasonpenyelaman. Beberapa hari lalu, sekitar 300 turis asing baru saja memulai penyelaman di Raja Ampat, ujarnya.
Misool Timur Selatan adalah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yang memiliki luas 366.000 hektare. Menurut data dari The Nature Conservancy Indonesia, dari seluruh jenis terumbu karang di perairan Raja Ampat yang jumlahnya 553 jenis, 387 jenis di antaranya bisa ditemukan di sini.
“Salah satu spot diving terbaik adalah di daerah Wagmab dan Pulau Jef Pele atau dive spotkaleidoskop,” ujar Dwi Aryo Handono, Bird Head Seascape Communication Coordinator TNC.
Sayangnya kawasan ini rawan terhadap ancaman. Karena letaknya yang terpencil, pelaku yang justru biasanya datang dari luar daerah Misool biasanya menggunakan bom serta potasium untuk memanen ikan di perairan ini.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2012/12/misool-kerajaan-terumbu-karang-di-raja-ampat
Eksotisme Alam Kepulauan Raja Ampat
Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut berbagai sumber dikenal sebagai salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini. Dr John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan karang terbaik di Indonesia. Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di daerah itu.
© The Nature Conservancy - Purwanto 04
Foto: Purwanto – The Nature Coservancy
Menikmati eksotisme Kepulauan Raja Ampat di ketinggian adalah sebuah pengalaman yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Sebuah hamparan laut yang hijau dan bening dengan puluhan atau bahkan malah pulau-pulau karang kecil bertaburan. Ada kedamaian yang tak tergambarkan dengan sekedar memandangi hamparan itu dan menikmati udara laut yang masih jauh dari polusi udara. Kata yang mungkin tepat dalam menggambarkan perasaan itu adalah ‘biofilia’.
Istilah biofilia ini pertama kali diperkenalkan seorang naturalis bernama E.O. Wilson. Oleh Wilson biofilia ini didefenisikan sebagai hubungan bawaan manusia ke organisme hidup lainnya. Menurutnya, hubungan kita dengan alam  berurat akar kuat dengan masa lalu evolusi manusia. Dan itu tertanam dalam gen kita. Itulah mengapa setiap tahunnya lebih banyak orang yang mengunjungi kebun binatang dibanding menghadiri acara pertandingan semua acara olahraga secara gabungan.
Kepulauan Raja Ampat sendiri terletak di Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupaten di Papua Barat hasil pemekaran dari Kabupaten Sorong sejak 2003 lalu. Terdapat kurang lebih 610 pulau di daerah ini, meski hanya sekitar 35 pulau yang berpenghuni. Di antaranya adalah empat pulau utama di kabupaten ini yaitu, Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool. Jumlah penduduk sensus terakhir diketahui sekitar 42.508 jiwa dengan luas daerah sebesar 46.296 km2.
Foto: Dwi Aryo -  The Nature Conservancy
Foto: Dwi Aryo – The Nature Conservancy
Sebagai daerah kepulauan dengan 85% luas daerahnya merupakan lautan, Raja Ampat memiliki banyak kekhasan, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah ini. Laut di sekitarnya merupakan jantung bagi kawasan Segitiga Terumbu Karang yang diakui dunia sebagai pusat keanekaragaman hayati terumbu karang. Kepulauan Raja Ampat merupakan rumah bagi lebih dari 75% spesies terumbu karang yang ada di dunia. Total 537 spesies karang keras telah diidentifikasi dalam Kajian Ekologis Singkat (Rapid Ecological Assesment/REA) oleh TNC pada tahun 2002.
Kepulauan Raja Ampat juga merupakan wilayah terkaya di dunia untuk jumlah fauna ikan karang yang mencapai sedikitnya 1427 spesies. Jumlah tersebut menunjukkan angka tertinggi dalam keanekaragaman hayati laut dibandingkan dengan wilayah lain dengan luasan yang sama di dunia. REA yang dilakukan TNC menghasilkan 104 penemuan baru untuk kepulauan Raja Ampat, termasuk 4 penemuan baru di Indonesia. Saat ini, jumlah spesies tersebut telah meningkat menjadi 553 jenis karang keras dan 1470 jumlah fauna ikan karang. Di Raja Ampat, para ilmuwan juga menjumpai lebih banyak ikan dibanding kawasan dengan luas yang sama di daerah lain di dunia—beberapa jenis bahkan hanya ditemukan di Raja Ampat (Sumber: TNC)
Ada beberapa kawasan terumbu karangyang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara P. Waigeo dan P. Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Timur Selatan dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Copyright 2010 Jeff YonoverDonated to The Nature Conservancy for non-commercial use.
Copyright 2010 Jeff YonoverDonated to The Nature Conservancy for non-commercial use.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai,wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik Raja Ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta Point yang terletak di Arborek Selat Dampier, kita bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Manta Ray yang jinak seperti ketika kita menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Karena daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan (Wikipedia).
Inilah yang kemudian menjadikan Kepulauan Raja Ampat sebagai “surga bawah laut” dengan keindahan keanekaragaman yang sulit ditandingi oleh tempat mana pun di dunia ini.
Peningkatan Jumlah Wisatawan dan Ancamannya
Indikasi semakin dikenalnya Kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan wisata bahari yang patut dikunjungi tercermin dari jumlah wisatawan yang berkunjung dalam 4 tahun terakhir ini.  Menurut data dari Dinas Budaya dan Pariwisata Raja Ampat, jika pada tahun 2008 jumlah wisatawan hanya sekitar 2000-an pengunjung, maka pada tahun 2010 jumlah ini meningkat menjadi 3.855 orang. Pada tahun 2012 jumlah ini bertambah menjadi 6000 an orang. Pada akhir 2013 ini diperkirakan jumlahnya akan jauh bertambah.
Semakin tingginya angka wisatawan ini berdampak pada peningkatan fasilitas pariwisata yang ada, yang juga mengalami penambahan yang cukup signifikan. Dari semula satu resort kini menjadi tujuh resort dan lima home stay di kampung wisata. Hal yang sama pada jumlah kapal pesiar, alternatif wahana eksklusif untuk menikmati keindahan Raja Ampat, meningkat dari 12 kapal menjadi 36 kapal dalam waktu tiga tahun.
Foto: Feri Latief - © The Nature Conservancy
Foto: Feri Latief – © The Nature Conservancy
Wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat umumnya berasal dari Eropa, dan hanya sebagian kecil dari dalam negeri, sehingga tariff yang dikenakan kepada pengunjung biasanya dalam standar Euro. Di beberapa tempat, dengan penginapan sangat sederhana yang hanya berdinding serta beratap anyaman daun kelapa biasanya bertarif minimal 75 euro atau Rp 900.000 semalam. Dan harus merogoh kocek 30 euro lagi atau sekitar Rp 360 ribu untuk dapat sekali menyelam pada satu lokasi tertentu.
Untuk hotel dengan standar internasional serta dilengkapi fasilitas modern dan makanan yang sedikit mewah biasanya bertarif 225 euro atau sekitar Rp 2,7 juta per malam. Tidak hanya untuk penginapan, tariff untuk transportasi laut pun tergolong mahal dengan harga berkisar antara Rp 2 juta – Rp 5 juta. Bahkan untuk mengunjungi salah satu pulau terjauh ongkos sewa speed bisa mencapai Rp 15 juta. Mahalnya harga sewa transportasi ini disebabkan karena harga bahan bakar yang juga mahal karena sulit diperoleh di tempat ini.
Semakin dikenalnya Kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan wisata bahari yang dibarengi oleh pertambahan jumlah wisatawan yang berkunjung meski telah menjadi berkah tersendiri bagi warga dan pemerintah setempat namun di sisi lain menyisakan persoalan tersendiri. Jika tak ada pembatasan pengunjung dan aturan-aturan berkunjung dikhawatirkan justru berpotensi merusak eksosistem yang ada.
Pemerintah Daerah Raja Ampat sebenarnya telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pengembangan Wisata Selam Rekreasi Raja Ampat, dan Peraturan Bupati Nomor 3 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Pariwisata. Kedua aturan inilah yang menjadi acuan pengelolaan usaha kepariwisataan yang akan memberikan kontribusi PAD dan menciptakan iklim investasi kompetitif di Kabupaten Raja Ampat. Dalam peraturan itu juga dibahas tata cara menyelam, syarat lokasi selam, aturan keselamatan menyelam, peredaran kapal wisata di Raja Ampat, pelestarian lingkungan, dan sanksi bagi operator wisata yang melanggar. Hanya saja, terbitnya aturan ini harus senantiasa dikawal dalam hal pelaksanaannya.
Suatu pandangan menarik disampaikan oleh Lukas Rumetna dari The Nature Conservancy (TNC), lembaga internasional yang banyak terlibat dalam program konservasi Raja Ampat, bahwa pengelolaan wisata bahari di Raja Ampat perlu dirancang dan dikelola secara baik agar tidak merusak kelestarian sumberdaya alam laut di Raja Ampat. Dan sebaliknya tetapi justru memberikan manfaat ekonomi dan ekologi yang tinggi bagi pemerintah, masyarakat dan lingkungan. Diyakini bahwa apabila program wisata di Raja Ampat dirancang dan dikelola secara baik, maka program ini tidak akan merusak potensi sumberdaya alam laut di Raja Ampat, tetapi sebaliknya akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi daerah ini.
Godaan Tambang
Masalah lain yang dianggap akan bisa mengganggu eksistensi Kepulauan Raja Ampat sebagai kawasan wisata maupun kawasan konservasi adalah potensi tambang yang dimiliki daerah ini, yang kaya akan nikel dan batu bara. Dibanding PAD yang diperoleh dari wisata yang hanya berkisar Rp 3 miliar per tahun ini, potensi PAD dari tambang justru akan jauh lebih besar, dan ini bisa menjadi godaan tersendiri bagi pemerintah setempat. Dari data SLHD Provinsi Papua Barat (2012) diketahui bahwa saat ini dari 18 izin kuasa pertambangan eksploitasi di Raja Ampat, 14 di antaranya adalah izin untuk jenis tambang nikel dan 3 adalah batu bara. Sedangkan 1 sisanya adalah tambang galian C.
Untuk nikel sendiri, sebagian besar aktivitas tambang telah dalam tahap eksploitasi dan eksploirasi, yaitu sekitar 74.148ha, sementara 13.136 ha kini masih dalam tahap studi kelayakan, dari total 87.284 ha izin kuasa tambang yang dikeluarkan pemerintah. Kekayaan lainnya yang diperkirakan dimiliki oleh Raja Ampat adalah kandungan minyak dan gas bumi di kawasan ini.
Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil analisis overlay antara peta kawasan minyak dan gas bumi dengan peta kawasan hutan, menunjukkan bahwa, terdapat beberapa wilayah tambang minyak dan gas bumi yang berada di wilayah hutan lindung, data pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa salah satu kawasan Kofiau yaitu sekitar 12.475.04 hektar atau sekitar 68%. Blok Salawati Barat sekitar 18%, Blok Halmahera – Kofiau sekitar 12% dan blok halmahera II sekitar 2%. Selain beberapa kuasa pertambangan yang wilayahnya masuk dalam kawasan hutan lindung terdapat juga kuasa pertambangan yang wilayahnya masuk ke dalam suaka alam/Kawasan Pelestarian Alam yaitu Blok Salawati Barat, yaitu sekitar 75%  dengan luas  66.408,10 hektar, Blok Halmahera – Kofiau  sekitar 15%  dan Blok Kofiau sekitar 10%.
Kenyataan bahwa Kabupaten Raja Ampat hingga saat ini belum memiliki RTRW menjadi indikasi penetapan kawasan wisata yang ada saat ini bisa saja berubah setiap saat. Dan ini berarti bahwa ke depan pesona Raja Ampat sebagai kawasan wisata dengan kekayaan alamnya yang melimpah dan eksotis bisa jadi hanya akan menjadi catatan sejarah saja.

Kamis, 01 Mei 2014

Karang Penghalang Besar (The Great Barrier Reef)



 
The Great Barrier Reef (Karang Penghalang Besar) di lepas pantai timur Australia adalah salah satu keajaiban alam dunia. Di tempat ini terdapat terumbu karang terbesar di dunia, sebuah adikarya hidup yang begitu besar sehingga dapat dilihat dari luar angkasaDaerah inimembentang lebih dari 2.600 kilometer di Laut Koral, di sepanjang pantai Queensland, dari kota daratan Port Douglas sampai Bundaberg danmencakup wilayah terumbu karang seluas lebih dari 300.000 km persegi, dengan kurang lebih 3000 karang. Sebagian besar wilayah karang ini termasuk bagian yang dilindungi oleh Taman Laut Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef Marine Park).

Terdapat lebih dari 900 pulaudengan dikelilingi pohon palem danpulau-pulau berwarna pelangi. Karangdi sinimembentuk beberapa terumbu dan cays danmenjadi habitatuntuk berbagai macam kehidupan laut,termasuk penyu hijau, beberapa jenis ikan paus dan lumba-lumba, dugong, sekitar 4000 jenis moluska, 1500 jenis spesies ikan serta 200 spesies burung berwarna indah. The Great Reef Marine Park adalah atraksi wisata besar dengan lebih dari dua juta wisatawan mengunjungi daerah ini setiap tahunnyaBeberapa kegiatan olahraga yang menarik antara lain, berlayar di antara karang, scuba diving dan snorkeling.

Karang Penghalang Besar (KPB) dapat dilihat dari luar angkasa dan kadang disebut sebagai organisme tunggal terbesar di dunia. Pada kenyataannya, ia terbentuk dari berjuta organisme kecil, dikenal dengan sebutan polip koral(coral polyp). KPB dipilih sebagai sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1981.
Kekayaan biodiversitasnya, perairannya yang hangat dan jernih, serta keterjangkauannya dari fasilitas terapung yang disebut live aboards, membuat karang ini menjadi tujuan pariwisata yang sangat populer, terutama bagi para penyelam scuba. Banyak kota di sepanjang pesisir pantai Queensland yang menawarkan wisata laut ke karang ini setiap harinya. Beberapa pulau kontinental juga telah berubah fungsi menjadiresor.

Lima cara untuk menjelajahi Great Barrier Reef

Berpesta di Pulau-pulau

Berpesta di pantai Airlie, sambil menikmati berbagai olahraga air di Hamilton, bulan madu di atas Hayman yang mewah atau sekedar bersantai di atas pasir putih nan lembut pantai Whitehaven yang terletak di Pulau Whitsunday.  Di Great Barrier Reef ini terdapat pulau-pulau dengan beberapa taman Nasional yang cukup lebat.  Ada pulau Green dan Fitzroy dekat Cairns, kemudian pulau Dunk, Bedarra, Hinchinbrook dan Orpheus di sebelah selatan. Di Pulau Hayman, Heron dan Lizard wisatawan dapat melihat-lihat resor atau berolahraga menyelam dengan pemandangan bawah air yang menakjubkan. Untuk akomodasi, para wisatawan  akan menemukan segalanya, mulai dari resor bintang lima sampai  tenda-tenda sederhana di lingkungan yang alami.

Wisata Menyelam

Alternatif lain, para wisatawan dapat mengamati langsung terumbu karang yang berwarna-warni  dan berbagai kehidupan laut dengan menumpang perahu, berlantai kaca dari kota-kota pesisir seperti Cairns, Port Douglas, Townsville, Bundaberg, Rockhampton, Mackay, Mission Beach dan Airlie Beach. Atau merasakan tenangnya air laut, dengan terjun langsung ke dalam laut dalam yang tenang, menyelam melalui  terowongan dan gua-gua bawah air di antara terumbu karang bersama pengelola sekolah menyelam atau pengelola perjalanan wisata. Snorkeling atau menyelam dapat juga dilakukan di tepi landas benua di Agincourt Reef dari Cairns, atau menjelajahi kapal karam SS Yongala dari Townsville dan Magnetic Island serta kapal karam Llewellyn dari Mackay. Saksikan juga dan berenanglah bersama bintang laut, kepiting dan kerang di Terumbu Karang Fitzroy, Capricorn dan Bunker dekat Gladstone. Atau mungkin menjelajahi ngarai karang yang indah sambil menyaksikan penyu laut dekat Pulau Lady Elliot dan Lady Musgrave. Di Kepulauan Whitsunday, air yang jernih dan hangat serta terumbu karang berwarna-warni dapat dinikmati dengan perjalanan sehari dari resor Anda.

Berlayar Dari Pulau ke Pulau

Alternati berikutnya, berlayar dariPort Douglasmenuju Low Isles, sebuah pulau indah terpencil yang ditemukan olehKapten Cookpada tahun 1770. Atau menyewa perahu dari Pulau Hamilton atau Airlie Beach dan berlayar melintasi laut biru di Whitsundays. Berlabuh dan bermalam di pelabuhan yang indah seperti Whitehaven Beach, Cid Harbour dan Butterfly Bay dan mengunjungi terumbu karang di Pulau Black, Langford dan Bird di sepanjang perjalanan. Para wisatawan  dapat berhenti sejenak untuk melepas penat di Pulau Daydream, Hamilton atau Long Island. Mereka juga bisa menumpang perahu tanpa awak dari Cairns atau Airlie Beach menuju bagian luar Greater Barrier Reef. Belajar berlayar bersama anak buah kapal yang terampil atau bersama nakhoda sampai Anda cukup percaya diri untuk mengemudikan kapal sendiri. Para wisatawan juga bisa menyewa kapal mulai dari jenis Maxi Racers sampai katamaran, lengkap dengan awaknya yang terlatih. Atau bertemu dengan orang-orang baru di kapal sewaan semalam, berawak lengkap.

Menikmati Udara Bebas Di Hutan Hujan

Alternatif ke empat, berjalan, berkemah dan menyatu dengan alam di taman nasional yang membentang dari Cape York sampai kepulauan Whitsunday yang subur. Berlayar melintasi Sungai Daintree dan mengunjungi Mossman Gorge di Hutan Hujan Daintree. Lihat hewan malam dan bersenang-senang di air terjun Bloomfield Falls ketika Anda sampai di Cape Tribulation, di mana pepohonan seperti menyatu dengan terumbu karang. Berjalan melintasi hutan semak melalui ngarai-ngarai dan hutan hujan subtropis dan tropis di Taman Nasional Eungella, yang terletak di pegunungan berselimut kabut di bagian barat Mackay. Bertamasya di bawah pohon mahoni rawa dan pohon gum merah dan nikmati pemandangan indah dan berbagai jenis burung serta hewan liar. Di Taman Nasional Whitsunday, Anda dapat berjalan dari Tongue Bay di Pulau Whitsunday untuk menikmati pemandangan yang indah. Atau melihat seni cadas berharga karya suku Ngaro di Nara Inlet, Pulau Hook . Berkemah, bangun pagi mendengar kicauan burung, berenang di pantai terpencil dan nikmati udara hutan hujan yang harum di Pulau Hook, Long, Cid, North dan South Molle.

Petualangan melewati Jalan Udara
 
Alternatif kelima, saksikan keindahan Hutan Hujan Daintree dan Great Barrier Reef dengan penerbangan helikopter menuju Green Island. Heart Reef yang spektakuler terletak di Hardy Reef di Kepulauan Whitsunday dan paling tepat diamati melalui kapal terbang laut atau helikopter. Gabungkan perjalanan sehari snorkeling menuju terumbu karang dari Cairns dengan perjalanan balon udara panas di atas Atherton Tablelands. Naik kapal katamaran mewah dari Cairns dan Port Douglas menuju bagian luar Great Barrier Reef. Atau berlayar di antara Cairns dan Townsville dalam pelayaran tiga hari dengan kapal pesiar mewah. Bermalam di Airlie Beach atau di resor di Pulau Hamilton atau Daydream dan cobalah permainan parasailing, berperahu, berjalan melintasi hutan semak, berkayak di laut, memancing, snorkeling dan masih banyak lagi.


Galeri Gambar























 http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/01/karang-penghalang-besar-great-barrier.html